Minggu, 07 Juni 2009

Jeruk Bali

Jeruk bali, jeruk besar, atau pamelo (bahasa Inggris: pomelo, ilmiah: Citrus grandis, C. maxima) merupakan jeruk penghasil buah terbesar. Nama "pomelo" sekarang disarankan oleh Departemen Pertanian karena jeruk ini tidak ada kaitannya dengan Bali.



Nama umum

Indonesia: Jeruk bali, jeruk besar, jeruk endas (Jawa)


Inggris: Pommelo, pummelo

Melayu: Limau besar


Thailand: Ma o


Cina: Dou you


Jepang: Bontan

http://alexemdi.wordpress.com/2009/05/02/kikis-kolesterol-lindungi-jantung-natural-healing/



Klasifikasi


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus: Citrus
Spesies: Citrus maxima (Burm.) Merr.


Hampir semua orang kenal jeruk bali. Rasa dan bentuknya khas. Kulitnya sering dimanfaatkan anak-anak di pedesaan sebagai bahan baku mobil-mobilan.


Jeruk ini termasuk jenis yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering dan relatif tahan penyakit, terutama CVPD yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.


Beberapa kultivar unggulan Indonesia:

  • 'Nambangan'
  • 'Srinyonya'
  • 'Magetan'
  • 'Madu'/'Bageng' (tanpa biji)


Tiga kultivar yang pertama ditanam di sentra produksi jeruk bali di daerah Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun, sedangkan yang terakhir ditanam di daerah Bageng, Kabupaten Pati.


Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji (tidak dianjurkan untuk budidaya) atau dengan pencangkokan.



Syarat Tumbuh


Jeruk dapat tumbuh di sembarang tempat. Namun, tanaman ini akan memberikan hasil optimum bila ditanam di lokasi yang sesuai. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini yaitu dataran rendah sampai 700 m di atas permukaan laut. Sedangkan yang ditanam di atas ketinggian tersebut rasa buahnya lebih asam. Suhu optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya berkisar antara 25-30° C. Sedangkan sinar matahari harus penuh agar produksinya optimum. Tanah yang disukai tanaman jeruk ialah jenis tanah gembur, porous, dan subur. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1,5 m pada musim kemarau dan tidak boleh kurang dari 0,5 m pada musim hujan. Tanah tidak boleh tergenang air karena akar akan mudah terserang penyakit. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk harus ber-pH 5-6. Curah hujannya yang cocok berkisar antara 1.000-1.200 mm per tahun dengan kelembapan udara 50-85%.


Pedoman Budidaya



Walaupun banyak pohon jeruk bali yang dipelihara di pekarangan, ditumbuhkan dari benih, cara perbanyakan yang umum di Asia Tenggara adalah melalui cangkokan. Jika tersedia pohon induk yang bersertifikat bebas virus, dianjurkan cara perbanyakan melalui sambungan. Semai jeruk bali yang populasinya cukup seragam dapat digunakan sebagai batang bawah. Di Filipina, penyambungan bertameng (shield budding) telah menjadi cara perbanyakan baku, dengan menggunakan batang bawah 'calamandarin' (yang dianggap sebagai silangan antara 'calamondin' dan 'mandarin'). Jarak tanamnya (8-10) m x (6-8) m, bergantung kepada vigor tanaman dan kepada baik-tidaknya pengolahan lahan; tanaman baru ini dinaungi dan disiram berkali-kali sampai tumbuh secara mapan. Bahan perbanyakan ini dipotong lagi, jika ternyata tidak tumbuh akar.


Pemeliharaan



Di Asia Tenggara, jeruk bali dipelihara di pekarangan atau di kebun jeruk yang ditumpangsarikan atau monokultur, contoh yang terakhir ini dijumpai di Thailand dan Filipina. Pencampuran berbagai jenis jeruk akan menyulitkan perlindungan tanaman di kebun jeruk. Pisang sebagai tanaman tumpang sari dapat menjadi penahan angin, naungan, dan sumber penghasilan awal. DI Thailand, pohon pinang (Areca catechu) juga dijumpai sebagai tanaman tumpang sari, atau sebagai tanaman pinggiran, sepanjang selokan, yang di lahan itu jeruknya sendiri ditanam pada guludan yang ditinggikan (di Provinsi Nakhon Prathom). Tanaman jeruk yang masih muda dipangkas dengan disisakan 3 cabang kerangka utama, yang terbawah berjarak 30-40 cm dari permukaan tanah. Pohon jeruk bali ini juga memerlukan pemangkasan lagi pada tahun-tahun berikutnya agar bagian dalam pohon dapat terbuka, untuk meyakinkan agar buahbuah yang berada di cabang-cabang yang menjuntai tidak akan menyentuh permukaan tanah; pemangkasan ini juga dimaksudkan untuk membuang cabang-cabang yang mati. Pohon yang berbuah baik hendaknya ditunjang oleh tiang bambu. Tanaman penutup tanah pada tahap tertentu dapat menekan gulma, tetapi pada musim hujan gulma itu perlu dibabat; pada awal musim kemarau, kebun jeruk itu dibajak atau disemprot dengan herbisida. Pemberian mulsa di bawah pohon jeruk menggunakan jerami atau bahan lain dianjurkan sekali untuk mempertahankan pertumbuhan akar yang berada di tanah lapisan atas. Pengairan penting sejak sebelum pohon berbunga sampai setelah buah dipanen, sebagai pengganti air hujan. Selama periode kering berikutnya, pengairan dihentikan sampai pohon itu memperlihatkan tanda-tanda layu. Hal ini biasanya dilakukan untuk memaksa pembungaan awal dengan cara mengairi tanaman yang layu, asalkan pasokan air itu dapat dijamin kelangsungannya sampai musim hujan mulai lagi. Memaksa pohon untuk memajukan panen ada kejelekannya, yaitu sutit untuk mempertahankan pertumbuhan pucuk baru dan pembungaan pada bulan-bulan panas dan kering setelah jatuhnya hujan kembali.

Kebutuhan pemupukan untuk jeruk pada umumnya berlaku pula untuk jeruk bali, mencakup perhatian terhadap magnesium dan hara renik (Zn, Mn, Cu, dan B). Pemupukan dengan pupuk kandang setahun sekali atau dua tahun sekali akan menjadi dasar yang balk. Di Nakhom Prathom (Thailand), petani jeruk dianjurkan untuk memupuk sebanyak 5 kg NPK (16-16-16) per pohon per tahun dengan pemberian dua bulan sekali, dan pemupukan daun pada setiap habis munculnya daun secara serempak. Pada pemupukan terakhir sebelum dipanen, NPK (13-13-21) yang kaya akan kalium digunakan untuk memperbaiki rasa buah. Di berbagai tempat dianjurkan pemupukan sebanyak 2 kali, yaitu yang pertama sebelum berbunga dan yang kedua 4-6 bulan kemudian.


Hama dan Penyakit



Jeruk bali terutama rentan terhadap kanker bakteri, juga pada buah setelah ditusuk oleh lalat buah. Penyemprotan berulang-ulang dengan fungisida tembaga di Thailand tidak memberikan hasil pemberantasan yang memadai. Penyakit busuk akar, 'gummosis' di pangkal batang, dan busuk coklat pada buah, kesemuanya ini disebabkan oleh jamur Phytophthora, tampaknya memperpendek umur sebagian besar pohon jeruk bali di Asia Tenggara, walaupun jeruk ini tidak digolongkan sangat rentan. Semua hama jeruk tampaknya menyerang jeruk bali, termasuk penggerek daun yang berbahaya, Phyllocnistis citrella (di Jawa dianjurkan untuk melindungi potion muda dengan kelambu!), ulat pemakan daun, ulat penggerek buah (Citripestis sp.), kutu perisai merah, lalat buah, nematoda, dan tikus. Panen Kulit buah yang kusam pada saat buah masih muda akan menjadi cerah setelah matang, karena kelenjar-kelenjar minyak di kulit itu menjadi lebih kentara dan lebih berkilap. Perubahan ini berawal di ujung buah; jika berlanjut ke arah tangkainya, buah itu akan mencapai rasa enak yang sempurna dan siaplah untuk dipetik.


Panen dan Pasca Panen



Pada buah yang terlampau matang kantung airnya (daging buah) akan menjadi kasar dan kering (seperti nasi mentah). Buah yang dipetik pada saat awal pematangan sedikit memperbaiki keadaaan selama penyimpanan (1-2 bulan), dan cocok untuk dikirim ke pasar yang jauh. Dengan adanya kulit buah yang tebal, buah jeruk bali dapat dikapalkan melintasi lautan tanpa perlu disimpan di dalam ruang berpendingin


Manfaat


Jeruk bali bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan pektinnya lebih banyak dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Pektin inilah yang dipercaya mampu menurunkan kolesterol sekaligus mengurangi risiko sakit jantung.

Daging buahnya yang segar dan banyak mengandung air, bisa langsung dimakan setelah dikupas atau sebagai campuran salad maupun rujak.

Buahnya yang berwarna putih dapat dijadikan manisan setelah dibuang bagian kulit luarnya yang banyak mengandung kelenjar minyak. Di Vietnam, bunganya yang harum digunakan untuk membuat parfum. Bukan hanya itu, kayunya juga sering dimanfaatkan untuk gagang perkakas alat dapur.

Jeruk bali bermanfaat menurunkan kolesterol dan melawan penyakit jantung. Kenyataan tersebut diungkapkan peneliti asal Israel seperti yang dirilis di berbagai situs kesehatan dunia.

Penelitian tersebut melibatkan 57 orang dengan kadar kolesterol tinggi dan baru menjalani operasi bypass pembuluh darah koroner. Kandungan lemak yang sangat tinggi menyebabkan tubuh pasien kebal terhadap obat-obatan yang biasa dipakai untuk menurunkan kadar kolesterol.

Pasien-pasien tersebut kemudian dibedakan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diberi hidangan jeruk bali dengan daging buah berwarna merah selama 30 hari berturut-turut. Kelompok kedua diberi jeruk bali warna putih. Kelompok terakhir tidak diberi jeruk bali sama sekali.

Hasilnya, pasien kelompok pertama dan kedua sama-sama mengalami penurunan lemak darah, sedangkan pasien di kelompok terakhir tidak mengalami perubahan apa pun. Diketahui pula bahwa jeruk bali merah diyakini lebih efektif menurunkan kadar lemak, khususnya trigliserida.

Kandungan likopen jeruk bali berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut para peneliti, daging buah segar maupun jusnya memiliki manfaat yang sama. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Antibakteri

Para ahli dari Universitas Jagiellonian, Polandia, menemukan, ekstrak jeruk bali mengandung antibakteri dan antioksidan yang bisa “menenangkan” sistem getah perut untuk membantu proses penyembuhan. Dr. Thomas Brzozowski, ketua penelitian, menyarankan agar para penderita tukak lambung memasukkan jeruk ke dalam diet mereka meski secara alamiah mengandung asam.

Selama ini penderita luka lambung diminta tidak memasukkan jeruk ke dalam diet mereka, tetapi penelitian ini justru menyarankan sebaliknya. Ekstraknya diyakini bisa mengurangi kadar enzim COX-1 dan COX-2 yang ada dalam obat-obatan.

Kondisi ini memainkan peran utama dalam upaya penybuhan lambung. Para peneliti yakin ekstrak jeruk bali mampu menyatu dengan kedua enzim itu dalam proses penyembuhah lambung.

Tak hanya bermanfaat menjaga kesehatan jantung dan lambung, jeruk bali juga baik untuk kesehatan gusi karena kadar vitamin C-nya tinggi. Hal ini diungkapkan Peneliti di Universitas Friedrich Schiller, Jerman, yang menemukan kaitan kesehatan gusi pada mereka yang banyak mengonsumsi jeruk bali.

Penelitian melibatkan 58 responden yang mengalami kerusakan gusi yang cukup parah. Kenyataannya, jeruk bali membawa dampak positif setelah dikonsumsi setiap hari selama sekitar dua minggu. Bahkan, dampak positif itu juga berlaku bagi perokok maupun bukan perokok. Seperti diketahui merokok adalah salah satu penyebab utama kerusakan gusi.

Manfaat lain jeruk bali, yakni membersihkan sel darah merah yang telah tua didalam tubuh dan menormalkan hematokrit (persentase sel darah per volume darah). Sekaligus sebagai sumber antioksidan penangkal kanker.



Jus Paling Favorit


Selain dikonsumsi segar, jeruk bali sering diolah dalam bentuk jus. Saat membuat jus, Anda dapat mencampur jeruk bali dengan bahan atau buah lainnya, sehingga rasanya jadi lebih nikmat.


Berikut contoh meramu jeruk bali yang baik untuk kesehatan:



Sumber vitamin C dan penurun kolesterol
Konsumsi dua “siung” (helai dalam buah) jeruk bali ukuran sedang setiap hari untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal.



Minuman antioksidan dan antikanker
Ambil satu buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang isinya. Masukkan ke dalam blender, tambahkan air secukupnya. Dapat juga ditambahkan satu sedok madu dan buah lainnya seperti mangga atau pir.

Cara lain, ambil satu buah jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas dan dibuang isinya, dan 1 cm jahe kupas. Masukkan seluruh bahan tersebut ke blender dengan ditambah sedikit air.



Manisan
Potong-potong daging kulit jeruk bali (kulit luarnya dibuang) berbentuk juring, rebus dengan api kecil selama 60 menit. Buang air rebusannya, tiriskan, lalu timbang. Siapkan gula pasir sama beratnya dengan berat kulit jeruk yang telah direbus.

Taruh kulit jeruk rebus dalam panci, bubuhi air hingga terendam seluruhnya, tambahkan gula pasir. Rebus di atas api kecil sambil sesekali diaduk sampai menjadi sirop pekat. Angkat, biarkan kulit jeruk tetap terendam dalam sirop semalaman.

Esoknya, masak lagi di atas api kecil hingga sirop gula hampir habis. Keluarkan kulit jeruk dari sirop, hamparkan di atas nyiru, jemur hingga setengah kering. Potong-potong kecil panjang, masukkan ke dalam wadah tertutup. Agar tahan lama (1 bulan), simpan dalam lemari es.

Selain disantap sebagai kudapan, manisan kulit, jeruk bali bisa dicampurkan ke dalam adonan cake, terutama untuk menggantikan manisan sukade atau kulit jeruk parut. Manisan kulit jeruk yang dicampur manisan kering buah-buahan akan memperkaya cita rasa fruitcake.



Campuran salad buah
Siapkan 200 gram pepaya, 200 gram apel, 200 gram nanas, 200 gram melon (semuanya dipotong dadu), dan jeruk bali ukuran sedang yang telah dikupas, dibuang isinya, dan dipotong-potong sesuai selera. Tambahkan stroberi dan kiwi untuk hiasan.

Siapkan juga bahan dressing, campuran alpukat yang telah diblender halus dengan mayones. Tambahkan empat sendok madu, kocok dengan mikser sampai rata, beri air secukupnya, lalu aduk rata. Bahan buah segar diatur dalam mangkuk atau piring, kemudian disiram dengan dressing.



Kandungan Jeruk Bali



Likopen
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan.


Pektin
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.


Zat aktif pembersih darah
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah yang telah tua di dalam tubuh dan menormalkan hematokrit, yaitu persentase sel darah per volume darah. Tingkat hematokrit normal pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-54 persen. Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi dapat memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.


Kalium
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU), bioflavonoid, dan likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali termasuk antikanker yang sekaligus menyehatkan prostat.


Vitamin C
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram per 100 gram daging jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber antioksidan.

Perokok dianjurkan untuk mengosumsi jeruk bali dua “siung” (helai dalam buah) setiap hari. Penigkatan kadar vitamin C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak stabilnya molekul radikal bebas karena rokok dan polusi udara.

Jeruk ini memiliki cita rasa manis, asam dan segar karena banyak mengandung air. Jeruk bali mengandung vitamin B, provitamin A, vitamin B1, B2 dan asam folat. Setiap 100 g jeruk bali mengandung 53 kkal energi, protein 0,6 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 12.2 g, retinol 125 mcg, kalsium 23 mg dan 27 mg fosfor. Kandungan lain seperti flavonoid, pektin dan lycopene menjadikan buah ini semakin kaya akan zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan.

Beragam manfaat bisa diperoleh jika mengkonsumsi jus jeruk bali. Senyawa terkandung di dalam jeruk bali mampu mencegah kanker, menurunkan risiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menjaga kesehatan kulit, mencegah konstipasi, menurunkan kolesterol dan mencegah anemia.


Posted by eGuru Uroborus

0 komentar:

About This Blog

  © Free Blogger Templates Cool by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP